Penulis : Oecha Alya R.E
Akhirnya Ida yang lugu bisa berhenti kerja di toko baju Lima
Saudara yang penuh ghaib. Ternyata memang benar yang Ida lihat waktu
itu, nasi berubah menjadi belatung. Ternyata Pak haji yang punya toko
baju Lima Saudara itu ngambil pesugihan. Ida merasa lega bisa keluar dan
berhenti kerja disana. Tapi permasalahannya belum selesai, karena dia
tidak boleh pulang ke desa sama ibunya dan akhirnya dia bertemu
seseorang yang baik di parkiran mobil perbelanjaan. Orang yang baik itu
menolong Ida yang lagi kebingungan mau kemana. Orang itu adalah nenek
yang belum tua banget namanya nenek Supatmi.
Akhirnya Ida diajak kerumah nenek Supatmi, ternyata nenek
Supatmi tinggal di sebuah perumahan daerah surabaya. Nenek Supatmi
bertanya kepada Ida dan Ida bercerita tentang perjalanan hidupnya. Lalu
nenek Supatmi tanya ke Ida "kenapa tidak melanjutkan sekolah nduk?" Ida
menjawab "saya sebenarnya sangat ingin melanjutkan sekolah SMA, di dalam
hati saya sangat niat untuk melanjutkan sekolah. Tapi apa daya nek,
sama ibu disuruh kerja, jadi saya nurut kemauan ibu. Padahal setelah
lulus MTs saya sudah daftar di sekolah SMA favorit di kabupaten dan saya
sudah diterima. Tapi sama ibu tidak boleh sekolah. Tetep disuruh
kerja." Nenek Supatmi merasa kasihan sama Ida yang begitu niat sekali
untuk bisa melanjutkan sekolah namun dilarang oleh ibunya. Lalu nenek
Supatmi bilang kepada Ida "kamu jangan bersedih, ini cobaan dari Allah
untukmu nduk, nenek akan mencarikan sekolah untuk kamu nduk biar kamu
bisa melanjutkan sekolah lagi. Sudah jangan sedih lagi nduk,
tersenyumlah." Ida sangat bahagia mendengar kebaikan nenek Supatmi.
Dan keesokan harinya nenek Supatmi keluar, jadi Ida menunggu
rumah sendirian. Tentunya Ida tak bermalas-malasan karena sudah di
tolong nenek Supatmi. Jadi sebagai gantinya Ida membersihkan rumah,
ngepel, nyuci dan masak. Meskipun nenek Supatmi tidak menyuruh Ida untuk
kerja. Tapi Ida melakukan itu karna balas budi. Nenek Supatmi keluar
ternyata mencarikan sekolah untuk Ida yang sudah ketinggalan sekolah 1
semester. Tapi tak banyak sekolah SMA yang mau menerima Ida untuk
sekolah karena sudah telat ajaran. Tapi nenek Supatmi tetep berusaha
mencari sekolah yang mau menerima Ida.
Sampainya dirumah nenek Supatmi langsung bilang ke Ida, "kamu
suka sekolah SMK/SMA nduk?" Ida menjawab "saya nurut nek, masuk di
Madrasah Aliyahpun juga mau. yang penting saya bisa melanjutkan sekolah
meski sudah telat 1 semester". Nenek Supatmi bilang "Nduk kamu mau
sekolah di SMK MAWA? atau di SMALA? kalau di SMK MAWA jurusannya tinggal
TKJ nanti masuk tanpa tes, langsung ikut pelajaran lanjutnya. Tapi
kalau di SMALA nanti di tes dulu dan kamu bisa mengejar pelajaran yang
tertinggal." Ida menjawab "saya nurut nek, tapi kira-kira biaya
sekolahnya itu mahal apa tidak? saya pilih yang biayanya murah saja nek.
Nanti saya akan sambi kerja". Nenek Supatmi berkata "sudah nduk, tidak
usah difikirin masalah biaya. nanti tak bantu. menurut nenek, kamu
sekolah di SMALA saja nduk. Itu sekolah favorit di kota ini kepala
sekolahnya itu juga teman nenek."
Akhirnya pagi hari datang dan Idapun siap untuk tes di sekolah
barunya. Ida merasa bahagia, lalu Ida berangkat kesekolah sama kepala
sekolah SMALA teman nek Supatmi. Sampainya di sekolah, Ida langsung di
ajak ke kantor untuk di tes dan hasilnya alhamdulillah Ida jadi siswi
SMALA. Ida tidak menyangka bisa melanjutkan sekolah lagi. Impian selama
ini yang di pendam dalam hati tercapai. Tapi Ida tak semudah itu dia
juga harus mengejar materi pelajaran yang tertinggal selama satu
semester. Itu tidak sulit untuk Ida, Ida merasa yakin bisa mengejar
ketinggalannya itu. Yang membuat nek Supatmi pada Ida, karena Ida itu
cerdas dan dia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. Jadi nek Supatmi
tak harus mengeluarkan biaya untuk sekolah Ida. Cuma nek Supatmi
membelikan buku peralatan sekolah, tas, sepatu dan seragam untuk Ida.
Ida sangat beruntung bertemu dengan nek Supatmi yang sangat
baik. Ida bingung harus balas budi dengan apa. Tapi yang pasti setiap
hari Ida selalu membantu nek Supatmi untuk menyapu, ngepel, nyuci,
setrika dll. Ida membantu seperti itu setiap subuh sebelum pulang
sekolah dan malamnya Ida kerja di tempat Mbak Dewi untuk buat kue. Ida
sangat rajin, dia bisa sekolah dan bisa menghasilkan uang dari kerjanya
membuat kue dan uang itu selalu dikirim ke orangtuanya yang ada di desa.
Ida juga suka membantu tetangga-tetangga nek Supatmi diperumahan itu.
Sampai Ida dikenal banyak orang di perumahan itu. Bahkan
tetangga nek Supatmi yang namanya Bu Subkhan sering memberi uang kepada
Ida karena Ida biasanya menyapu halaman depan rumah Bu Subkhan.
Hari-hari ida sangat menyenangkan, Ida gadis desa lugu yang tak pernah
menyerah. Dia akan membuktikan kepada ibunya dan orang-orang yang ada di
desa, bahwa dia bisa meraih cita-citanya dan bisa sukses.
***BERSAMBUNG***
Kisah nyata ini masih ada lanjutannya loh... tunggu iya episode ke 3 akan segera rilis :)
Semoga kisah ini bermanfaat dan bisa jadi penyemangat buat orang-orang yang mudah patah semangat.
"Orang yang tulus dalam kebaikan pasti akan mendapatkan imbalan kebaikan pula"
Tetap tersenyum dan selalu semangat :)