Jumat, 03 April 2015

Gadis Desa Lugu Yang Sengsara Tak Pernah Putus Asa Menggapai Cita-Cita episode 2

     Penulis : Oecha Alya R.E


         Akhirnya Ida yang lugu bisa berhenti kerja di toko baju Lima Saudara yang penuh ghaib. Ternyata memang benar yang Ida lihat waktu itu, nasi berubah menjadi belatung. Ternyata Pak haji yang punya toko baju Lima Saudara itu ngambil pesugihan. Ida merasa lega bisa keluar dan berhenti kerja disana. Tapi permasalahannya belum selesai, karena dia tidak boleh pulang ke desa sama ibunya dan akhirnya dia bertemu seseorang yang baik di parkiran mobil perbelanjaan. Orang yang baik itu menolong Ida yang lagi kebingungan mau kemana. Orang itu adalah nenek yang belum tua banget namanya nenek Supatmi.
        Akhirnya Ida diajak kerumah nenek Supatmi, ternyata nenek Supatmi tinggal di sebuah perumahan daerah surabaya. Nenek Supatmi bertanya kepada Ida dan Ida bercerita tentang perjalanan hidupnya. Lalu nenek Supatmi tanya ke Ida "kenapa tidak melanjutkan sekolah nduk?" Ida menjawab "saya sebenarnya sangat ingin melanjutkan sekolah SMA, di dalam hati saya sangat niat untuk melanjutkan sekolah. Tapi apa daya nek, sama ibu disuruh kerja, jadi saya nurut kemauan ibu. Padahal setelah lulus MTs saya sudah daftar di sekolah SMA favorit di kabupaten dan saya sudah diterima. Tapi sama ibu tidak boleh sekolah. Tetep disuruh kerja." Nenek Supatmi merasa kasihan sama Ida yang begitu niat sekali untuk bisa melanjutkan sekolah namun dilarang oleh ibunya. Lalu nenek Supatmi bilang kepada Ida "kamu jangan bersedih, ini cobaan dari Allah untukmu nduk, nenek akan mencarikan sekolah untuk kamu nduk biar kamu bisa melanjutkan sekolah lagi. Sudah jangan sedih lagi nduk, tersenyumlah." Ida sangat bahagia mendengar kebaikan nenek Supatmi.
         Dan keesokan harinya nenek Supatmi keluar, jadi Ida menunggu rumah sendirian. Tentunya Ida tak bermalas-malasan karena sudah di tolong nenek Supatmi. Jadi sebagai gantinya Ida membersihkan rumah, ngepel, nyuci dan masak. Meskipun nenek Supatmi tidak menyuruh Ida untuk kerja. Tapi Ida melakukan itu karna balas budi. Nenek Supatmi keluar ternyata mencarikan sekolah untuk Ida yang sudah ketinggalan sekolah 1 semester. Tapi tak banyak sekolah SMA yang mau menerima Ida untuk sekolah karena sudah telat ajaran. Tapi nenek Supatmi tetep berusaha mencari sekolah yang mau menerima Ida.
         Sampainya dirumah nenek Supatmi langsung bilang ke Ida, "kamu suka sekolah SMK/SMA nduk?" Ida menjawab "saya nurut nek, masuk di Madrasah Aliyahpun juga mau. yang penting saya bisa melanjutkan sekolah meski sudah telat 1 semester". Nenek Supatmi bilang "Nduk kamu mau sekolah di SMK MAWA? atau di SMALA? kalau di SMK MAWA jurusannya tinggal TKJ nanti masuk tanpa tes, langsung ikut pelajaran lanjutnya. Tapi kalau di SMALA nanti di tes dulu dan kamu bisa mengejar pelajaran yang tertinggal." Ida menjawab "saya nurut nek, tapi kira-kira biaya sekolahnya itu mahal apa tidak? saya pilih yang biayanya murah saja nek. Nanti saya akan sambi kerja". Nenek Supatmi berkata "sudah nduk, tidak usah difikirin masalah biaya. nanti tak bantu. menurut nenek, kamu sekolah di SMALA saja nduk. Itu sekolah favorit di kota ini kepala sekolahnya itu juga teman nenek."
          Akhirnya pagi hari datang dan Idapun siap untuk tes di sekolah barunya. Ida merasa bahagia, lalu Ida berangkat kesekolah sama kepala sekolah SMALA teman nek Supatmi. Sampainya di sekolah, Ida langsung di ajak ke kantor untuk di tes dan hasilnya alhamdulillah Ida jadi siswi SMALA. Ida tidak menyangka bisa melanjutkan sekolah lagi. Impian selama ini yang di pendam dalam hati tercapai. Tapi Ida tak semudah itu dia juga harus mengejar materi pelajaran yang tertinggal selama satu semester. Itu tidak sulit untuk Ida, Ida merasa yakin bisa mengejar ketinggalannya itu. Yang membuat nek Supatmi pada Ida, karena Ida itu cerdas dan dia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. Jadi nek Supatmi tak harus mengeluarkan biaya untuk sekolah Ida. Cuma nek Supatmi membelikan buku peralatan sekolah, tas, sepatu dan seragam untuk Ida.
            Ida sangat beruntung bertemu dengan nek Supatmi yang sangat baik. Ida bingung harus balas budi dengan apa. Tapi yang pasti setiap hari Ida selalu membantu nek Supatmi untuk menyapu, ngepel, nyuci, setrika dll. Ida membantu seperti itu setiap subuh sebelum pulang sekolah dan malamnya Ida kerja di tempat Mbak Dewi untuk buat kue. Ida sangat rajin, dia bisa sekolah dan bisa menghasilkan uang dari kerjanya membuat kue dan uang itu selalu dikirim ke orangtuanya yang ada di desa. Ida juga suka membantu tetangga-tetangga nek Supatmi diperumahan itu. 
           Sampai Ida dikenal banyak orang di perumahan itu. Bahkan tetangga nek Supatmi yang namanya Bu Subkhan sering memberi uang kepada Ida karena Ida biasanya menyapu halaman depan rumah Bu Subkhan.
Hari-hari ida sangat menyenangkan, Ida gadis desa lugu yang tak pernah menyerah. Dia akan membuktikan kepada ibunya dan orang-orang yang ada di desa, bahwa dia bisa meraih cita-citanya dan bisa sukses.






                                                               ***BERSAMBUNG***




Kisah nyata ini masih ada lanjutannya loh... tunggu iya episode ke 3 akan segera rilis :)
Semoga kisah ini bermanfaat dan bisa jadi penyemangat buat orang-orang yang mudah patah semangat.
"Orang yang tulus dalam kebaikan pasti akan mendapatkan imbalan kebaikan pula"
Tetap tersenyum dan selalu semangat :)

Gadis Desa Lugu Yang Sengsara Tak Pernah Putus Asa Menggapai Cita-Cita

       
         Kisah ini dimulai dari tahun 2008, dimana seorang gadis desa bernama Ida yang berasal dari keluarga sederhana. Dia menyadari latar belakang keluarganya, sehingga diapun memilih bersekolah di salah satu sekolah swasta Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkatan SMP. Hari ini dia bahagia banget, karena dia telah lulus sekolah dengan nilai yang terbaik di sekolahnya. Tapi Ida sedih karena tidak melanjutkan sekolah di SMA favorit yang dia impikan. Ida malah disuruh ibunya untuk kerja di kota, jadi mau tidak mau dia nurut sama ibunya itu meskipun di dalam hatinya masih ada niat yang kuat untuk melanjutkan sekolah. Dan akhirnya Ida bekerja di surabaya, di ajak oleh kenalan ibunya yang tidak lain tetangga desanya sendiri yang sudah lama hidup di kota. Yah... Ida yang polos dan lugu mengira dia akan bekerja di sebuah toko, tapi kenyataannya Ida di pekerjakan menjadi pembantu rumah tangga. Ida ingin menangis, tapi semua sudah terlanjur. Memang majikannya orang muslim, tapi dia dipekerjakan 24 jam. Ida bekerja jadi pembantu bersama teman SD nya. Tapi teman SD nya itu yang bernama Enik, dia pemalas. Semuanya yang mengerjakan Ida, mulai dari nyapu rumah segede itu, ngepel, membersihkan kaca, nyiram tanaman, nyuci, masak, momong anak majikannya dll. Herannya yang melakukan semua pekerjaan itu Ida tapi yang sakit-sakitan dan tidak krasan itu Enik. Adzab dari Allah kali ya... hehehe dan akhirnya si Enik bercerita ke saudaranya yang masukin dia kerja jadi pembantu. Enik ingin berhenti kerja dan Ida pun yang lugu juga ikut berhenti kerja. Parahnya itu majikannya cuma ngasih gaji 20rb saja (Pelit Amat).
         Dan akhirnya Ida dan Enik berhenti kerja jadi pembantu dan tinggal di kontrakan saudara si Enik sambil nyari pekerjaan lain. Waktu itu pada malam hari saudaranya Enik mengajak jalan-jalan sambil nyari kerja di sebuah perbelanjaan. Di perbelanjaan tersebut di toko baju Blok M membuka lowongan kerja karyawati. Tapi yang di terima kerja si Enik, karena si Enik berpenampilan genit. Sedangkan Ida yang polos dan lugu tidak di terima di blok M. Karena Ida berpenampilan gadis desa banget, memakai baju panjang rok panjang dan rambutnya di kepang dua. Akhirnya Ida diterima kerja di toko Lima Saudara. Jelas diterima karena pemilik tokonya adalah Bu haji dan Ida tinggalnya di rumah pemilik toko tersebut.
        Pada waktu masuk kerja pertama, Ida masih bingung harus bagaimana karena dia benar-benar seorang gadis desa yang polos. Ida selalu dimarahin pemilik toko karena tidak bisa genit menawarkan dagangan ke pembeli. Ida pun merasa sedih, apalagi dia tinggal di rumah pemilik toko itu tidak nyantai, melainkan juga disuruh jadi pembantu. Disuruh melayani anak-anak pemilik toko 5 orang, disuruh ini itu padahal anak-anaknya itu sudah pada gede paling kecil SMA kelas 1. Tapi semua bergantung pada Ida, kasihan dia susah banget hidupnya. Harus kerja jadi pembantu di rumah pemilik toko dan harus tepat waktu kerja di toko. Di tokopun, tidak hanya menawarkan dagangan tapi juga disuruh nyapu, ngepel dan masak.
         Pada siang hari sekitar jam 12.00 WIB pas di toko, Ida disuruh masak nasi dan sayur. Tapi sebelum masak, Ida sholat dzuhur dahulu dan setelah sholat dzuhur baru masak. Tapi waktu itu Ida kaget dan takut, karena nasi yang dimasaknya itu tiba-tiba berubah menjadi belatung. Ida sampai nangis ketakutan dan merasakan firasat buruk. Tapi Ida yang lugu tidak berani bilang ke pemilik toko. Waktu makan, Bu Haji dan Pak Haji serta karyawan lain semuanya makan siang. Ida pun di panggil disuruh makan, tapi Ida bilang tidak lapar. karena dia takut makan nasi yang berubah menjadi belatung. Sampai Ida dengan ketakutan bilang ke teman karyawan namanya mbak Reni. Ida berkata "Mbak, kamu makan apa?" Reni menjawab "makan nasi dek, kamu kok nggak makan kenapa?" Ida berkata lagi, "Mbak Ren, lihatlah nasi yang kamu makan itu.. itu bukan nasi mbak, tapi belatung." mbak Reni menjawab "belatung? aku melihatnya nasi kok." tapi aneh, Ida yang lugu itu melihat nasi yang dimakan mereka itu adalah belatung.
        Akhirnya Ida langsung telfon ke orangtuanya. Ida menangis dan bilang tidak krasan serta menceritakan tentang nasi yang berubah menjadi belatung. Ida bilang ingin pulang ke desa saja. Tapi Ibu Ida melarangnya pulang ke desa, karena nanti malu sama tetangga. Bisa jadi bahan perbincangan, karena pamitnya kerja di kota malah pulang. Jadi Ida disuruh bertahan disana sama Ibunya.
Setiap pagi Ida menelfon orang tuanya karena bener-bener tidak krasan seperti itu. Tiba-tiba Pak haji itu mengetuk pintu kamar Ida dan menyuruh Ida keluar lalu Ida dimarahin, terus disuruh setrika baju yang sangat banyak. Akhirnya Ida memberanikan diri untuk bilang berhenti kerja. Sama Pak haji, Ida malah dimarahin. Tapi Ida tetap menginginkan untuk berhenti kerja dan akhirnya di perbolehkan. Tapi Ida hanya di gaji 10rb sama Pak haji itu. Ida yang malang......




                                                           ***BERSAMBUNG***



Nantikan kisah selanjutnya iya... episode ke 2 Gadis Desa Lugu Yang Sengsara Tak Pernah Putus Asa Menggapai Cita-Cita,,.
Semoga kisah nyata ini menginspirasi para pembaca dan bermanfaat  :)